Sering kita meremehkan sebuah dosa, bahkan tidak jarang kita menikmati dosa . “ A beatiful mistake “ begitulah sebagian besar dari kita mendefinisikan dosa . Kita tahu telah berbuat kesalahan tapi kita sulit lepas dari kesalahan itu karena kita menikmatinya.
“ Menikmati dosa “ Kata yang ingin kita bantah, tapi inilah realita sebagian besar orang yang melakukan dosa. Kita tahu ketika kita tidak menjaga pandangan itu adalah sebuah dosa tapi astagfirullah seakan tak mau lepas mata ini dari objek pandang tersebut.
Banyak orang yang berhasil keluar dari penjara dosa ketika belajar tidak menikmati dosa atau diseret pada sebuah titik dimana dia tidak bisa lagi menikmati dosa .
Belajar untuk mendengar suara hati adalah pintu untuk kita belajar tidak menikmati dosa. Jujur saja tatkala kita melakukan dosa pasti ada setitik rasa resah di hati kita. Suatu saat saya pernah terjebak pada sebuah dosa yang pernah saya nikmati pada awalnya, tapi apa yang kemudian terasakan ? nikmat itu kemudian berubah menjadi sesal dan berubah menjadi hantu yang begitu meresahkan. Berbilang hari resah ini ada dan menuntut kompensasi berupa kesalahan sama yang diharapkan akan bisa menutupi rasa salah dan resah tersebut, suatu keadaan yang saya maki dengan kata penjara dosa .
Saat menatap diri di cermin , adalah saat yang tepat untuk membaca keresahan di mata kita. Jujurlah pada diri kita , renungi apa yang kita lakukan, tataplah wajah seorang pengkhianat yang telah berkhianat pada penguasa semesta raya yang ada di cermin itu. Tanyalah, apakah layak orang yang ada dicermin itu makan dengan pemberian-Nya, minum air dari-Nya bahkan menghirup oksigen yang begitu sering ini. Saya pernah melakukan hal ini, efeknya saya mual melihat wajah di cermin itu karena wajah itu berubah menjadi makhluk yang begitu menjijikan,memalukan.
Semua orang menginginkan kedamaian dalam hidupnya. Saya yakin seyakin-yakinnya ,bahkan kalau islam memperbolehkan ,saya akan bersumpah tidak akan pernah ada kedamaian dalam sebuah dosa.
Kita memang hanyalah seorang manusia yang tak luput dari salah dan dosa.Untuk itu ada satu catatan untuk kita jangan sekalipun kita coba menikmati dosa dan ketika kita tergelincir dalam dosa, segeralah kembali dengar suara hati yang sering berkata “ saya menyukai dosa ini tapi saya lebih mencintai saat-saat damai tatkala dekat dengan yang maha mencintai saya, yang tidak pernah mengecewakan, yang membebaskan diri saya dari penjara keresahan…dialah ALLAH SWT “ .
Semoga kita bisa menjadi orang yang merdeka .
Wallahu’alam bishawab
Agus al muhajir
Wednesday, January 31, 2007
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment