Monday, February 26, 2007

HATI YANG SEMPURNA

Pada suatu ketika di suatu desa ada seorang pemuda yang membanggakan hatinya
yang katanya sangat sempurna. Dia berteriak di tengah kerumunan orang sambil
memamerkan hatinya itu dan berkata, " Lihatlah hatiku ini, sangat indah bukan?
Lihatlah warna yang merah segar dan bentuknya bagus, benar-benar hati yang
sempurna ya." Maka semua orang memperhatikan hati pemuda itu dan mereka berdecak
kagum melihatnya. Tiba-tiba datanglah seorang kakek dan berkata," Hatimu memang
bagus Nak, tapi kalau aku harus menukar hatiku dengan hatimu, aku tidak akan mau
melakukannya." Maka orang banyak pun beralih memperhatikan hati Sang Kakek itu.
Tapi hati Sang Kakek sama sekali tidak bagus, terdapat banyak celah dan bahkan
ada bagian yang kosong di hatinya. Sama sekali tidak menarik. Maka dengan
terheran-heran anak muda itu bertanya," Mengapa engkau tidak mau menukar hatimu
yang jelek itu dengan hatiku yang jelas-jelas lebih bagus ini, Kek?"

Sang Kakek menjawab," Hatiku jadi berbentuk begini karena aku sering
memberikannya kepada orang lain, bila aku melakukannya, kadang-kadang mereka
juga memberikan hati mereka, walaupun tidak sama besar, terdapat banyak celah di
hatiku karena aku menerima bagian yang tidak sama dengan yang sudah kuberikan,
ada juga orang-orang yang telah kuberikan hatiku tidak memberikan hati mereka
juga sebagai balasannya, dan itulah sebabnya mengapa ada bagian-bagian yang
kosong dalam ruang hatiku ini. Karena ada sebagian orang seperti engkau anak
muda, yang menjaga hatinya rapat-rapat dan tidak mau memberikan sedikit pun
hatinya kepada orang lain karena takut dilukai, takut dikhianati dan tidak
dibalas."

Sama juga dengan kita rekan-rekan sekalian, berapa banyak dari kita seperti anak
muda itu, yang menutup rapat-rapat hati kita dan tidak mau membagikan kasih
karena merasa takut tidak akan mendapatkan porsi yang sama besar dengan yang
telah kita berikan? Atau takut saat kita mengasihi orang, lalu kasih yang telah
kita curahkan itu tidak dibalas atau diabaikan oleh mereka? Semoga artikel ini
dapat membuka pikiran kita, mari kita saling mengasihi dan membuka diri terhadap
sesama yang memerlukan curahan kasih dan bantuan kita. Biarlah hati kita
bentuknya tidak bagus asal Tuhan saja yang bisa melihat dan menghargai indahnya
hati kita.

Sunday, February 25, 2007

Hanya satu pintaku : Ku ingin Kembali Pada-MU

Bila merenung hakikat kejadian..
Hatiku mula terasa kesepian..
Andainya daku tiada amalan..
Sudahlah tidak berteman..
Matiku pula penuh kerugian..

Menjentik sekilas keinsafan..
Kerana kurniaan-Mu penuh kenikmatan..
Yang Engkau kurniakan diriku seorang teman..
Membantuku menunjuk jalan..
Jika daku tanpa penglihatan..
Bisakah daku berjalan..
Di muka bumi-Mu ini oh Tuhan..

Merenung hakikat kejadian...
Melihat segala keindahan..
Tanpa pendengaran..
Bisakah kudengar laungan azan..
Bemerdukan alunan Al-Quran..
Untuk memuji-Mu Tuhan..
Tanpa akal yang memandu pemikiran..
Mampukah diri ini mengenal-Mu Tuhan..

Merenung hakikat kejadian...
Menjalankan amanah yang Engkau berikan..
Yang masih lagi tersisa di badan..
Mentadbir alam dengan panduan..
Al-Quran dan sunnah Nabi ikutan..
Tanpa keduanya kaki tak mampu memandu perjalanan..
Akan terbataslah segala pergerakan..
Tanpa tangan yang engkau kurniakan..
Mampukah aku menadah tangan..
Memohon agar segala dosa diampunkan..

Namun....
Mengapa diriku terlalu sukar untuk menyatakan kesyukuran..
Mengapa terlalu payah melahirkan ketaatan..
Sedangkan diriku ini hanya pinjaman..
Sampai masanya pasti dikembalikan..

Oh Tuhan..
Diri ini amat memerlukan..
Bantuan dan pertolongan..
Seringkali jiwa ini memohon pengampunan..
Harapnya Kau ampunkan..

Namun....
Kekadang nafsu selalu memukau pandangan..
Keseronokan dunia seakan melalaikan..
Seakan terlupa hakikat kejadian..

Inilah rintihan..
Rintihan suara seorang insan..
Insan yang kerdil di sisi-Mu Tuhan..

Ampunkan aku...
Yang sering leka terhadap suruhan-Mu..
Maafkan aku...
Yang jarang mengungkap syukur pada-Mu..
Yang kupinta hanya satu..
Kuingin kembali pada-Mu..
Dengan hati sesuci salju..
Dengan keimanan melitupi kalbu..
Perkenankanlah Wahai Tuhanku..

Nukilan rasa :
(anjang)

Yang manakah anda ?

Siapakah orang yang sibuk ?
Orang yang sibuk adalah orang yang tidak
mengambil pusing akan waktu shalatnya seolah-
olah ia mempunyai kerajaan seperti kerajaan Nabi
Sulaiman a.s.

Siapakah orang yang manis senyumannya?
Orang yang mempunyai senyuman yang manis
adalah orang yang di timpa musibah lalu dia
kata "Inna lillahi wainna illaihi rajiuun." Lalu sambil
berkata, "Ya Rabbi Aku ridha dengan ketentuanMu
ini", sambil mengukir senyuman.

Siapakah orang yang kaya?
Orang yang kaya adalah orang yang bersyukur
dengan apa yang ada dan Tidak lupa akan
kenikmatan dunia yang sementara ini.

Siapakah orang yang miskin?
Orang yang miskin adalah orang tidak puas
dengan nikmat yang ada senantiasa menumpuk-
numpukkan harta.

Siapakah orang yang rugi?
Orang yang rugi adalah orang yang sudah sampai
usia pertengahan namun masih berat untuk
melakukan ibadat dan amal-amal kebaikan.

Siapakah orang yang paling cantik?
Orang yang paling cantik adalah orang yang
mempunyai akhlak yang baik.

Siapakah orang yang mempunyai rumah yang
paling luas?
Orang yang mempunyai rumah yang paling luas
adalah orang yang mati membawa amal amal
kebaikan di mana kuburnya akan di perluaskan
kemana mata memandang.

Siapakah orang yang mempunyai rumah yang
sempit lagi menghimpit?
Orang yang mempunyai rumah yang sempit
adalah orang yang mati tidak membawa amal-amal
kebaikan lalu kuburnya menghimpitnya.

Siapakah orang yang mempunyai akal?
Orang yang mempunyai akal adalah orang-orang
yang menghuni surga kelak karena telah
mengunakan akal sewaktu di dunia untuk
menghindari siksa neraka.

Siapakah orang yg bijak?
Orang yg bijak ialah org yg tidak membiarkan atau
membuang tulisan ini begitu saja, malah dia akan
menyampaikan pula pada org lain untuk
dimanfaatkan dan mengambil contoh sebagai
sandaran dan pedoman kehidupan sehari-hari.


(Mahlil)

Tuesday, February 20, 2007

Kearifan Emas

Seorang pemuda mendatangi Zun-Nun dan bertanya, "Guru, saya tak mengerti mengapa orang seperti Anda mesti berpakaian apa adanya, amat sangat sederhana.Bukankah di masa spseti ini berpakaian sebaik-baiknya amat perlu, bukan hanya untuk penampilan melainkan juga untuk banyak tujuan lain."

Sang sufi hanya tersenyum. Ia lalu melepaskan cincin dari salah satu jarinya, lalu berkata, "Sobat muda, akan kujawab pertanyaanmu, tetapi lebih dahulu lakukan satu hal utukku. Ambillah cincin ini dan bawalah ke pasar di seberang sana. Bisakah kamu menjualnya seharga satu keping emas?" Melihat cincin Zun-Nun yang kotor, pemuda tadi merasa ragu, "Satu keping emas? saya tidak yakin cincin ini bisa dijual seharga itu. "Cobalah dulu, sobat muda. Siapa tahu kamu berhasil."

Pemuda itu pun bergegas ke pasar. Ia menawarkan cincin itu kepada pedagang kain, pedagang sayur, penjual daging dan ikan, serta kepada yang lainnya. Ternyata, tak

seorang pun berani membeli seharga satu keping emas. Mereka menawarnya hanya satu keping perak. Tentu saja, pemuda itu tak berani menjualnya dengan harga satu

keping perak. Ia kembali ke padepokan Zun-Nun dan melapor, "Guru, tak seorang pun berani menawar lebih dari satu keping perak."

Zun-Nun, sambil tetap tersenyum arif, berkata, "Sekarang pergilah kamu ke toko emas di belakang jalan ini. Coba perlihatkan kepada pemilik toko ataung tukang emas disana. Jangan buka harga, dengarkan saja bagaimana ia memberikan penilaian."

Pemuda itu pun pergi ke toko emas yang dimaksud. Ia kembali kepada Zun-Nun dengan raut wajah yang lain. Ia kemudian melapor “Guru, ternyata para pedagang di pasar tidak tahu nilai sesungguhnya dari cincin ini. Pedangan emas menawarnya dengan harga seribu keping emas.

“Rupanya nilai cincin ini seribu kali lebih tinggi dari pada yang ditawar oleh para pedagang di pasar.”

Zun-Nun tersenyum simpul sambil berujar lirih, “Itulah jawaban atas pertanyaanmu tadi sobat muda. Seseorang tak bisa dinalai dari pakaiannya. Hanya “Para pedagang sayur, ikan dan daging di pasar” yang menilai demikian. Namun tidak bagi “pedagang emas”.

“Emas dan permata yang ada dalam diri seseorang, hanya bisa dilihat dan dinilai jika kita mampu melihat kedalam jiwa. Diperlukan kearifan untuk menjenguknya. Dan itu butuh proses, wahai sobat mudaku. Kita takan bisa menilainya hanya dengan tutur kata dan sikap yang kita dengar dan lihat sekilas. Seringkali yang disangka emas ternyata loyang dan yang kita lihat sebagai loyang ternyata emas.

Mangkuk tak beralas

Seorang raja bersama pengiringnya yang baru saja keluar dari istananya untuk menikmati udara pagi, berpapasan dengan seorang peminta-minta. Sang raja menyapa sang peminta-minta:

-- Apa yang engkau inginkan dari beta?

Sang peminta-minta tersenyum dan berkata:

-- Tuanku bertanya kepada patik seakan-akan tuanku dapat memenuhi permintaan patik.

Sang raja merasa tertantang:

-- Tentu saja beta dapat memenuhi permintaanmu. Apa yang engkau minta, katakanlah.

Maka menjawablah sang peminta-minta:

-- Berpikirlah dua kali, hai tuanku, sebelum tuanku menjanjikan apa-apa.

Rupanya sang peminta-minta bukan sembarang peminta-minta. Namun sang raja tidak merasakan hal itu, bahkan sang raja timbul rasa angkuhnya karena mendapat nasihat dari sang peminta-minta yang menurut sang raja tidak patut dilakukan oleh orang yang hina itu.

-- Sudah beta katakan, apapun permintaanmu dapat beta penuhi. Beta adalah raja yang paling berkuasa dan kaya-raya. Apa sih keinginanmu itu yang tak dapat beta kabulkan?

Maka berkatalah sang peminta-minta:

-- Permintaan patik sederhana saja. Tuanku lihat mangkuk penadah sedekah ini? Dapatkah tuanku mengisinya penuh dengan apa yang tuanku inginkan.

Bukan main, sang peminta-minta berkata sebaliknya "apa saja tuanku imginkan". Maka dengan geram sang raja memanggil bendahara kerajaan yang ikut dalam rombongan itu.

-- Isikan penuh mangkuk orang hina ini dengan emas.

Bendahara kerajaan membuka pundi-pundinya yang berisi emas lalu dituangkannya emas dari pundi-pundi itu ke dalam mangkuk sedekah sang peminta-minta. Aneh, pundi-pundi besar yang berisi emas itu tidak dapat mengisi penuh mangkuk itu.

Menyaksikan bendahara kerajaan pulang balik antara gudang perbendaharaan kerajaan dengan tempat adegan yang aneh itu, maka seisi penghuni istana datang berkumpul, bahkan rumor "pertandingan" itu sudah melebar ke segenap penjuru ibu kota kerajaan. Maka berduyun-duyunlah penduduk datang menyaksikan pertandingan itu. Lagi dan lagi mangkuk itu diisi bendahara, lagi dan lagi seakan-akan mangkuk itu bolong tak berdasar. Namun sang raja tidak mau kehilangan muka dihadapan rakyatnya. Lagi dan lagi sang raja memerintahkan bendahara mengisi mangkuk itu. Mangkuk itu tetap kosong, walaupun seluruh perbendaharaan kerajaan emas, intan berlian, ratna mutumanikam telah habis dilahap mangkuk sedekah itu.

Akhirnya sang raja mau tidak mau, suka tidak suka terpaksa menyerah kalah. Sang raja jatuh bersimpuh di kaki sang peminta-minta. Dengan terbata-bata sang raja bertanya kepada sang peminta-minta yang bukan sembarang peminta-minta itu:

-- Dapatkan tuanku memenuhi permintaan patik, sebelum tuanku berlalu dari tempat ini? Itu mangkuk sedekah terbuat dari apa gerangan?

Peminta-minta itu menjawab sambil tersenyum:

-- Mangkuk itu terbuat dari keinginan manusia yang tanpa batas. Itulah yang mendorong manusia senantiasa bergelut dalam hidupnya. Engkau menginginkan sesuatu, sebermula ada kegembiran, gairah memuncak di hati dan pengalaman yang mengasyikkan. Dan akhirnya jika engkau telah mendapatkan keinginan itu, semua yang telah kau dapatkan itu, akhirnya tidak ada lagi artinya bagimu, semuanya hilang ibarat intan berlian yang masuk dalam mangkuk yang tak beralas itu. Kegembiran, gairah memuncak di hati dan pengalaman yang mengasyikkan itu hanya tatkala dalam proses untuk mendapatkan keinginan itu. Lagi-lagi jika keinginan tercapai, maka tatkala itu apa yang tadinya diinginkan lenyap lagi ditelan mangkuk yang tak berdasar itu. Datang lagi keinginan baru. Setelah tercapai hilang lagi ditelan mangkuk. Anak cucumu di belakang hari mengatakan dalam bahasa Bugis-Makassar: power tends to corrupt. Maka raja itu bertanya lagi:

-- Adakah cara untuk dapat menutup alas mangkuk itu?

-- Oh, ada, yaitu rasa syukur kepada Allah SWT, lain syakartum laaziydannakum(*), ucap sang peminta-minta, natulusuqmo lampana nalaloi napolong parang ri dallekanna ballaq lompoa sanggenna aqlanynyaq ripacciniqna tau jaiya (sambil ia berjalan melintas lapangan di depan istana, kemudian raib dari mata khalayak). WaLla-hu a'lamu bisshawab.

*** Makassar, 18 April 2004 [H.Muh.Nur Abdurrahman]

Sebuah Kepasrahan

Bahlul adalah seorang gila. Begitulah kesan para pedagang di pasar Baghdad dan begitu pula yang hinggap dalam pikiran anak-anak kecil yang berkeliaran di sekitar pasar itu. Betapa tidak, Bahlul memakai pakaian kasar yang sobek disana-sini; kadang tersenyum dan tertawa sendirian, rambut dan janggutnya dibiarkan tumbuh tak teratur. Walhasil, anak-anak sering mempermainkannya dan melemparinya dengan batu. Bahlul, sebagaimana layaknya orang gila, hanya tersenyum dan berkata, "Bagaimana mungkin, seseorang yang rida dan puas dengan Allah mengeluhkan sesuatu?"

Rupanya, akibat ucapannya itu Bahlul kemudian diuji oleh Allah. Sesudah tubuhnya semakin berdarah dan tak karuan akibat lemparan batu anak-anak tersebut, Bahlul menyeret tubuhnya menuju Bashrah, sambil berharap penduduk Bashrah lebih bisa bersikap ramah terhadap dirinya.

Hari sudah tengah malam ketika Bahlul tiba di pintu gerbang kota. Bahlul lapar, haus dan lelah, namun pintu gerbang kota telah ditutup. Dia harus menunggu sampai besok pagi. Udara dingin semakin menusuk tulangnya. Akhirnya Bahlul memutuskan berbaring disamping tubuh yang terbungkus selimut di salah satu pintu kota. "Siapa tahu dengan tidur berdekatan, aku bisa berlindung dari dinginnya malam," begitu logika Bahlul.

Sayang, keesokan harinya, logika Bahlul malah mencelakakannya. Ternyata tubuh berselimut itu adalah mayat seseorang yang berlumuran darah. Tentu saja, keesokan paginya Bahlul dibawa ke kantor polisi karena dituduh membunuh orang tersebut. Sebagai pendatang baru tentu saja Bahlul tak bisa mencari saksi yang meringankannya. Bahlul segera dikirim ke tiang gantungan.

Esok harinya, di alun-alun kota telah berkumpul rakyat yang hendak menyaksikan eksekusi hukuman mati atas diri Bahlul. Sebelum eksekusi dilakukan, Bahlul dengan ketenangan yang luar biasa meminta ijin untuk berdo'a. Setelah berdo'a, tiba-tiba ada seorang manusia dari kerumunan massa yang berteriak meminta eksekusi dibatalkan. Orang tersebut segera menghadap sipir penjara dan mengaku dialah pembunuh yang sesungguhnya.

Massa terkejut. Segera meluncur pengakuan dari mulut orang itu; tentang siapa dia, siapa korban dan mengapa serta bagaimana dia membunuh korban. Bahlul dan orang tersebut dibawa ke Hakim. Hakim terpesona dengan kejadian ini. Lalu dia bertanya, "Apa yang menyebabkan engkau mengaku?" Si pembunuh ini lalu bercerita, "Tiba-tiba hamba serasa terjatuh kedalam mulut seekor naga, yang mengancam kalau hamba tidak mengaku saat itu juga, maka ia akan menelan hamba."
Terkejut dengan keanehan cerita si pembunuh, sang Hakim menoleh pada si Bahlul dan berkata, "Algojo bercerita bahwa kau berdo'a sebelum ekesekusi dilakukan dan si pembunuh itu lalu mengaku.... Apa yang membuatmu yakin bahwa engkau tak bakal digantung?"

Bahlul, masih dengan sikap seperti orang gila, berkata, "Ketengangan hamba bukanlah karena merasa yakin bahwa hamba tidak akan digantung. Hamba yakin bahwa apa pun yang telah ditetapkan Allah adalah yang terbaik, dan memang demikian seharusnya. Jadi, hamba benar-benar tunduk dan pasrah pada kehendak-Nya. Pada gilirannya, hal ini membuat hamba demikian damai dan tenang."

Tentang do'a yang dia panjatkan, inilah penuturan si Bahlul, "Wahai Tuhanku, aku tidak bersalah dan hampir saja mati karena kejahatan yang tidak kulakukan. Akan tetapi, aku tidak sedih, marah atau benci kepada-Mu. Engkau mengetahui siapa yang membunuh dan yang terbunuh, Engkau juga mengetahui mengapa segala sesuatu terjadi. Kini, aku sadar bahwa Engkaulah yang menuntunku pergi meninggalkan Baghdad dan datang ke kota ini. Engkaulah juga yang menuntunku tidur disamping mayat itu. Engkaulah yang meninggalkanku di sana dan polisi itu pun kemudian menemukanku. Karena itu lakukanlah apa yang Engkau kehendaki atas diriku, sebab Engkau dan hanya Engkau sajalah di belakang semua ini." [1]

Itulah Bahlul, si gila akan Allah, yang berkata pada sang Hakim, "Jika Dia memilih memberi hamba racun pahit dan mematikan, maka hamba akan menerimanya sebagai gula yang manis dan anugerah dari-Nya."

Fariduddin Athtar, yang menuturkan kisah di atas dalam "Mushibatnama", hendak melukislan kepada kita contoh akan kepasrahan seorang hamba --sebuah kepasrahan yang sering dianggap sebagai kegilaan. Literatur sufi menyebut bahwa si Bahlul ini bernama Abu Wahib ibn Amr dan wafat pada 812 Masehi.

Begitu melegendanya kisah Bahlul sehingga sejumlah daerah di Indonesia pun akrab dengan kata Bahlul ini --sebuah kata yang bernada negatif. Sayang, tak banyak yang tahu bahwa dibalik kata Bahlul terdapat contoh kepasrahan total pada Tuhan, terdapat suri tauladan bagaimana kita mengganti ego dan kehendak kita dan berjalan di atas kehendak-Nya, juga mengandung lukisan indah akan keikhlasan menerima segala ketentuan-Nya.

Orang boleh tak setuju akan sikap "cinta-pasrah" (atau "gila") yang ditempuh Bahlul. Silahkan saja....bukankah banyak jalan mendekati Tuhan ? Dan Bahlul telah memilih satu jalan itu, sementara masih tersedia sekian banyak jalan, yang kesemuanya itu berujung pada Dzat Allah swt.

salam,
=nadir=
sumber: www.isnet.org

Hadiah Pentingnya Waktu

Bayangkan jika ada sebuah bank yang memberi anda pinjaman uang sejumlah Rp. 86.400 setiap paginya. Semua uang itu harus anda gunakan. Pada malam hari, bank akan menghapus sisa uang yang tidak anda gunakan selam sehari. Coba tebak apa yang akan anda lakukan? Tentu saja, menghabiskan semua pinjaman uang itu.



Setiap dari kita memiliki bank semacam itu, bernama WAKTU. Setiap pagi, ia akan memberi anda 86.400 detik. Pada malam harinya ia akan menghapus sisa waktu yang tidak anda gunakan untuk tujuan baik, karena ia tidak memberikan sisa waktunya pada anda. Ia juga tidak memberikan waktu tambahan. Setiap hari ia akan membuka satu rekening baru untuk kita. Setiap malam ia akan menghanguskan yang tersisa. Jika kita tidak menggunakannya maka kerugian akan menimpa kita. Kita tidak bisa menariknya kembali. Juga, kita tidak bisa meminta "uang muka" untuk keesokan hari. kita harus hidup didalam simpanan hari ini. Maka dari iru, investasikanlah untuk kesehatan, kebahagiaan dan kesuksesan kita.



Jam terus berdetak. Gunakan waktu anda sebaik-baiknya.



Agar tahu pentingnya waktu SETAHUN, tanyalah pada murid yang gagal kelas.

Agar tahu pentingnya waktu SEBULAN, tanyakan pada ibu yang melahirkan bayi prematur.

Agar tahu pentingnya waktu SEJAM, tanyakan pada kekasih yang menunggu untuk bertemu.

Agar tahu pentingnya waktu SEMENIT, tanyakan pada orang yang ketinggalan pesawat terbang.

Agar tahu pentingnya waktu SEDETIK, tanyakan pada orang yang baru saja terhindar dari kecelakaan.

Agar tahu pentingnya waktu SEMILIDETIK, tanyakan pada peraih medali perak Olimpiade.

Monday, February 19, 2007

aku dan AKU



Kebisingan ini masih terus mengisi ruang dengarku padahal malam ini sudah begitu tua, sudah jam setengah dua belas malam. Sepertinya ini adalah kebisingan yang tidak pernah berakhir. Kebisingan yang diperuntukkan untuk menutupi luka kesepian dalam jiwa yang hampa. Jiwa kerdil yang terus berteriak, meneriakkan rasa ingin diperhatikan .

Dikelabunya rasa menahan amarah,aku memulai untuk berdialog dengan jiwaku, adakah jiwaku juga sepertinya ? lantas jiwakupun bersuara….

Wahai manusia kau hanyalah makhluk lemah tak berdaya
Kau akan merasa kering
Kau akan merasa sepi
Dan kaupun menangis di sudut nuranimu yang terkoyak
Dan pada saat itulah kau butuh satu hal
Tuhan
Yah ..tuhanlah yang kau butuhkan….

Kau bisa berbisik lirih padanya di keheningan malam
Adukan segala rasa yang menggelora di jiwamu
Dan selanjutnya hadapilah hidup ini sambil tersenyum

Kau harus yakin, Allah, Tuhanmu , selalu ada bersamamu
Setiap saat
Setiap waktu
Disenangmu dan di sedihmu..

Dan akupun terhenyak mendengar kata-kata nuraniku yang mengalir lembut melalui jemari yang terus menari di tuts komputerku. Ini pasti bukan sebuah kehendak otak saja. Ini adalah sebuah dialog yang sedang berlangsung antara Aku dan Penciptaku yang tanpa lelah sedang menggerakkan semesta raya ini.

Ya Allah ..alangkah dhaifnya diri ini saat aku sibuk menilai orang lain dan melupakan jiwa yang sering terasa kerontang ini.

Sick man In teh Sick Place

Tiba-tiba saja terbersit kata – kata itu di fikiranku” sick man in the sick place ..” Ya..kita sering kali melihat kejadian ini. Kita melihat ada banyak orang-orang yang sakit karena lingkungan nya sakit dan malam ini saya menyaksikan hal tersebut. Malam ini saya menyaksikan ada orang yang bisa tertawa terbahak-bahak melihat sebuah tayangan TV tapi hanya sejenak karena pada saat yang tidak lama kemudian orang itu berteriak mengatakan bahwa dia ngantuk.

Sementara di sudut ruangan ini juga saya sedang melihat seorang yang sedang sibuk mengerak-gerakan pembersih debu di jelang tengah malam ini, entah lah mungkin karena dia tidak mau melakukannya siang hari atau karena malam ini sedang tidak bisa tidur.

Saya tidak sedang ada di sebuah rumah sakit jiwa , tidak ..saya sedang ada di sebuah tempat berkumpul orang-orang terhormat,tempat para aktivis berkarya..ironis….

Sick man in the sick place…kata – kata ini mungkin tidak terlalu pas menggambarkan suasana ini karena mungkin mereka tidak sakit bahkan mungkin sebaliknya sayalah orang sakit itu.

Ada hal yang kemudian terfikir malam ini. Banyaknya aktivitas bisa saja akhirnya membuat seseorang menjadi kering jiwanya dan akhirnya menjadi orang-orang yang sakit.Kesepian dalam jiwa tidak bisa disembunyikan dengan kita terbahak-bahak mentertawakan kehidupan ini karena tatapan nanar akan masih bisa terbaca jelas.

Perlu kebesaran hati untuk tidak menjadi orang sakit. Perlu nrimo yang proporsional . dan yang penting kita perlu istirahat dari gerusan hidup yang memang ganas ini. Kita tidak perlu terbahak karena terbahak bisa mematikan nurani kita. Kita hanya perlu tersenyum ,karena dengan tersenyum kita bisa menghadapi masalah dengan bening dan menjadi orang yang bahagia . semoga kita tidak menjadi sick man in the sick place…..

Tuesday, February 13, 2007

Sms di acara TC on The Air

PEMAAFANMU

Manakala Qolbuku mulai melemah
dan semua upayaku menemui jalan buntu
aku jadikan harapan beroleh pemaafanMu sebagai tanggaku

Dosaku terasa sangat besar
tapi manakala kubandingkan dengan pemaafanMU Wahai Tuhanku...
Ternyata pemaafanMu jauh lebih besar

MUNAJAT HAMBA



. Ya Allah
Tiga hal yang mencegahku
Dan satu hal mendesakku untuk bermohon padaMu
Tak sanggup kusampaikan doa
Karena seringnya aku melalaikan perintahMu
Karena seringnya aku melakukan laranganMu
Karena seringnya aku mensyukuri nikmatMu
Namun kuberanikan diriku bermohon padaMu

Karena kutahu Engkau amat Pemurah
kepada mereka yang menghadapMu
dan menemuiMu dengan penuh pengharapan
semua kebaikanMu karunia
semua nikmatMu anugerah

Wahai Yang MaafNya lebih sering dari siksaNya
Wahai Yang RidhoNya lebih besar dari murkaNya
Wahai Yang Selalu menganugerahkan Ampunan pada makhlukNya
Wahai Yang Selalu Menerima Taubat hambaNyaAmpunilahsegala dosa hambaMu yang hina ini

Ya Ilahi
Apakah orang yang t'lah mencicipi manisnya cintaMu
Akan menginginkan pengganti selainMu
Apakah orang yang t'lah bersanding di sampingMu
Akan mencari penukar selainMu

Ilahi
Jadikan kami di antara orang-orang
Yang Kau ikhlaskan untuk memperoleh cinta dan kasihMu
Yang Kau rindukan untuk datang menemuiMu
Yang Kau ridhakan hatinya untuk menerima Qadha'Mu
Yang Kau anugerahkan kebahagiaan melihat wajahMu
Yang Kau limpahkan keridhaanMu
Yang Kau lindungi dari pengusiran dan kebencianMu
Yang Kau persiapkan baginya kedudukan Shiddiq di sampingMu
Yang Kau istimewakan dengan ma'rifatMu Yang

Kau arahkan untuk mengabdiMu

Monday, February 12, 2007

keseimbangan

KESEIMBANGAN

Oleh : Riva Mukziza

Seimbang dalam hal apa? Kali ini yang akan dibahas adalah keseimbangan antara ibadah ghairu mahdhoh (kuliah, aktivitas di luar kuliah, dll) dengan ibadah mahdhoh. Hablumminannas dengan habluminallah.

Hati berjalan menuju Allah dengan kekuatannya sendiri (dengan pertolongan Allah tentu saja). Kalau seseorang sakit karena virus hati, maka kekuatan hati akan lemah. Jika kekuatan itu musnah semuanya, maka terputuslah ia dari Allah. Sedangkan untuk kembali akan sangat sulit.

Imam Ibnul Qoyyim berkata,

"Di dalam hati ada kekacauan yang tidak dapat ditertibkan kecuali datang kepada Allah. Ada kotoran yang tidak dapat dihilangkan kecuali mendekatkan diri pada Allah. Ada kegelisahan yang tak dapat tenang kecuali berkelompok karena Allah dan segera menuju pada-Nya. Ada api kesedihan yang tak dapat dipadamkan kecuali ridha atas putusan dan peritnah Allah, tetap bersabar sampai berjumpa dengan-Nya. Ada kebutuhan yang tak dapat dipenuhi kecuali harus mencintai dan kembali pada-Nya "

Nah lantas bagaimana kita memperbaiki hati kita?. Langkah pertama perbaikan menurut Imam Al Banna adalah Shalahu nafsi (memperbaiki jiwa). Hendaknya kita tidak merasa cukup terhadap apa yang ada pada kita. Perjalanan ini panjang, perbekalan kita minim dan jalan-jalan lain begitu banyak. Maka kita masih membutuhkan perbekalan, pertolongan dan uluran tangan Allah. Rasulullaah SAW dan para sahabat pada siang hari sibuk mencari nafkah (dalam konteks ibadah) bagaikan singa, sedangkan malam harinya bagaikan rahib yang senantiasa mendekatkan diri kepada Allah saat makhluk lebih suka terlelap.

Sekarang coba introspeksi diri kita. Lha....boro-boro seimbang..Siang sibuk kuliah, ngerjain tugas, praktikum, dan beraktivitas baik di lembaga da'wah atau pun organisasi lainnya. Semuanya itu ibadah, sih (tapi, inget ! Kumaha niat). Nah trus malemnya refreshing....yang nonton film, yang dengerin radio all night long, yang baca novel yang nggak mutu, yang ngegosip di telpon, dll deh. Jam 10 tidur, trus bangun jam empat dua puluh sholat subuh. Abis sholat 4 menit, kayak abis ngelepas beban trus tidur lagi deh. Jam enam bangun, mandi makan, ke sekolah. Begitulah rutinitas. Pertanyaannya adalah, berapakah waktu yang kita luangkan untuk mencari ilmu untuk memperkaya ruhiyah kita ? Cukupkah bila cuma seminggu sekali dengan waktu hanya 1-2 jam untuk mengimbangi kegiatan kita yang seabrek itu untuk terus menjaga niat kita di jalan yang benar?

Menjaga hati itu sulit lho! Walau pun aktivitas kita mungkin di bidang da'wah (dalam rangka ibadah), tapi tanpa ada keikhlasan dalam hati....kelupaan kita bahwa yang kita lakukan semata-mata karena Allah. Dan jika hati kita sudah kesat, karena minimnya kita mendekatkan hati kita kepada Allah, maka pertolongan Allah akan terhenti. Adapun cara-cara mendekatkan diri pada Allah banyak sekali, yaitu :

1.Sholat tahajud secara rutin "Hai orang yang berselimut (Muhammad), bangunlah untuk sembahyang di malam hari keculai sedikit daripadanya, yaitu seperduanya atau kurangilah sedikit, atau lebih dari seperdua itu. Dan bacalah Al Qur an perlahan-lahan. Sesungguhnya bangun di tengah malam itu adalah lebih tepat ( untuk khusyu') dan bacaan di waktu itu lebih berkesan. Sesungguhnya pada siang hari kamu mempunyai urusan yang banyak. Sebutlah nama Tuhanmu dan beribadatlah kepada-Nya dengan penuh ketekunan." (Q.S. 73:1-8)

2. Baca surat cinta dari Allah alias Al Qur'an dan terjemahnya / tafsirnya secara rutin (jangan kebanyakan dengerin lagu funky tuh...bisa kebal nanti hati terhadap ayat Allah) 3. Tadabur alam 4. Tausiyah 5. Rajin ke ta'lim untuk dengerin ceramah dan diskusi, dahkan lebih baik lagi jika kita punya kelompok mentoring (kita yang dimentor) kayak waktu SMA duluuu...sebagai ajang tausiyah...ajang ingat kepada Allah... 6. Dan masih banyak lagi....be creatif but Islami, friends..

Percaya deh...jika itu kita lakukan, kesibukan-kesibukan yang kita lakukan akan terasa lebih ringan dan hati kita akan semakin peka dan open terhadap hidayah Allah, keikhlasan kita juga akan senantiasa terjaga. Jika ikhlas, Insya Allah kegiatan yang kita kerjakan semua adalah ibadah.

Jika tidak ikhlas, walau pun kegiatan segunung yang sebenarnya bisa dijadikan ibadah, mungkin sebagian nggak ada artinya di mata Allah. Allah tidak melihat hasil, tapi usaha kita. Pertanyaannya adalah," Apakah kita sudah benar-benar berusaha?


Rasulullah bersabda,"Sesungguhnya Allah berfirman : Tidaklah seorang hamba-Ku mendekat kepada-Ku dengan sesuatu yang lebih Kusukai selain dari amalan-amalan wajib dan seorang hamba-Ku senantiasa mendekat pada-Ku dengan melakukan amalan-amalan sunah, sehingga Aku mencintainya. Apabila Aku mencintainya, maka Aku-lah yang menjadi pendengarannya, dan sebagai tangan yang digunakannya untuk memegang dan kaki yang dia pakai untuk berjalan, dan apabila ia memohon pada-Ku pasti Kukabulkan, dan jika ia berlindung pada-Ku pasti Kulindungi." (H.R. Bukhari )

Kekuatan Doa

Beberapa hari ini saya mendapatkan pelajaran yang luar biasa dari seorang sahabat. Sahabat saya ini belum lama ini mendapatkan sebuah musibah dimana anak, istri dan khadimatnya terkena demam berdarah dengue secara bersamaan yang membuat mereka harus masuk rumah sakit. Berputar-putarlah sahabat saya ini mencari rumah sakit yang bisa menampung keluarganya untuk dirawat Proses mencari rumah sakit di Bandung pada saat itu memang merupakan hal yang sulit karena pada saat itu Bandung memang sedang dilanda wabah demam berdarah. Sahabat saya ini hanya bisa pasrah dan berserah pada Allah ..dia terus berdoa agar Allah memberikan hal yang terbaik untuk keluarganya yang telah diamanatkan oleh Allah ini.

Setelah nyaris dua hari berkeliling mencari rumah sakit yang bisa menangani keluarganya, akhirnya Allah membuka pertolongan-Nya yang teramat indah. allah menolong sahabat saya dengan menempatkan keluarga sahabt say ini di sebuah rumah sakit yang justeru sangat dekat dengan rumahnya....subhanallah ...ini adalah hal yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya karena selama ini rumah sakit yang dekat dengan rumahnya itu dikenal sebagai rumah sakit bersalin, tapi ternyata dengan kehendak Allah, RS itu bersedia menolong dan menanganinya dengan sangat baik. Bahkan yang luar biasa keluarganya ini mendapatkan sebuah ruangan eklusive dengan 3 bed..pas dengan jumlah anggaota keluarganyan yang sedang sakit..subhanalah..inilah hasil kekuatan sebuah doa yang dilontarkan dengan penuh harap kepada Allah yang maha menolong hambanya.

Sahabat, kejadian yang mungkin kita anggap kecil ini sesungguhnya adalah sebuah ayat dari Allah.Allah telah menunjukkan pada sahabat saya bahwa Dia selalu ada didekat kita. Menantikan kita berdoa dan mengabulkannya. Allah selalu ada ..Maka berdoalah dan Dia akan mengabulkan doa-doa kita.

Thursday, February 1, 2007

Doa yang indah

Aku meminta kepada Tuhan untuk menyingkirkan penderitaanku.
Tuhan menjawab, Tidak."Itu bukan untuk Kusingkirkan,tetapi agar kau mengalahkannya".

Aku meminta kepada Tuhan untuk menyempurnakan kecacatanku.
Tuhan menjawab, Tidak."Jiwa adalah sempurna,badan hanyalah sementara".

Aku meminta kepada Tuhan untuk menghadiahkanku kesabaran.
Tuhan menjawab, Tidak."Kesabaran adalah hasil dari kesulitan;
itu tidak dihadiahkan,
itu harus dipelajari".

Aku meminta kepada Tuhan untuk memberiku kebahagiaan.
Tuhan menjawab, Tidak."Aku memberimu berkat.Kebahagiaan adalah tergantungpadamu".

Aku meminta kepada Tuhan untuk menjauhkan penderitaan.
Tuhan menjawab, Tidak."Penderitaan mejauhkanmu dari perhatian duniawi dan membawamu mendekat padaKu".


Aku meminta kepada Tuhan segala hal sehingga aku dapat menikmati hidup.
Tuhan menjawab, Tidak."Aku akan memberimu hidup, sehingga kau dapat menikmati segala hal".

Aku meminta kepada Tuhan membantuku mengasihi orang lain, seperti Ia mengasihiku.
Tuhan menjawab.."Ahhh, akhirnya kau mengerti".

HARI INI ADALAH MILIKMU JANGAN SIA-SIAKAN

SEBUAH PERENUNGAN

Saat bisu menjadi biasa
Saat nafas ada seiring waktu..
Saat kepastian mengubah penantian..
Gemuruh hati
tak lagi dapat didengar
Saat aksara tak lagi bermakna
Saat titik titik tak lagi dapat diisi..
Hanya kuluangkan satu ruang kosong di hati
sekedar untuk mengingat
aku masih HIDUP

KEKUATAN DOA

Seorang ibu kumuh dengan baju kumal, masuk ke dalam sebuah supermarket. Dengan sangat terbata-bata dan dengan bahasa yang sopan ia memohon agar diperbolehkan mengutang. Ia memberitahukan bahwa suaminya sedang sakit dan sudah seminggu tidak bekerja. Ia memiliki tujuh anak yang sangat membutuhkan makan. Pemilik supermarket, mengusir dia keluar. Sambil terus menggambarkan situasi keluarganya, si ibu terus menceritakan tentang keluarganya. "Tolonglah, Pak, Saya janji akan segera membayar setelah aku punya uang."Si Pemilik Toko tetap tidak mengabulkan permohonan tersebut. "Anda tidak mempunyai kartu kredit, anda tidak mempunyai garansi,"alasannya.


Di dekat counter pembayaran, ada seorang pelanggan lain, yang dari awal mendengarkan percakapan tadi.Dia mendekati keduanya dan berkata: "Saya akan bayar semua yang diperlukan Ibu ini."Karena malu, si pemilik toko akhirnya mengatakan, "Tidak perlu, Pak. Saya sendiri akan memberikannya dengan gratis.Baiklah, apakah ibu membawa daftar belanja?" "Ya, Pak. Ini," katanya sambil menunjukkan sesobekkertas kumal."Letakkanlah daftar belanja anda di dalam timbangan,dan saya akan memberikan gratis belanjaan anda sesuai dengan berat timbangan tersebut."Dengan sangat ragu-ragu dan setengah putus asa, Si Ibu menundukkan kepala sebentar, menuliskan sesuatu pada kertas kumal tersebut, lalu dengan kepala tetap tertunduk,meletakkannya ke dalam timbangan.Mata Si pemilik toko terbelalak melihat jarum timbangan bergerak cepat ke bawah.

Ia menatap pelanggan yang tadi menawarkan si ibu tadi sambil berucap kecil, "Aku tidak percaya pada yang aku lihat."Si pelanggan baik hati itu hanya tersenyum.Lalu, si ibu kumal tadi mengambil barang-barang yang diperlukan, dan disaksikan oleh pelanggan baik hati tadi, si Pemilik toko menaruh belanjaan tersebut pada sisi timbangan yang lain. Jarum timbangan tidak kunjung berimbang, sehingga si ibu terus mengambil barang-barang keperluannya dan sipemilik toko terus menumpuknya pada timbangan, hingga tidak muat lagi.Si Pemilik toko merasa sangat jengkel dan tidak dapat berbuat apa-apa.


Karena tidak tahan, Si pemilik toko diam-diam mengambil sobekan kertas daftar belanja si Ibu kumal tadi. Dan ia-pun terbelalak. Di atas kertas kumal itu tertulis sebuah doa pendek: "Ya Allah Ya Tuhanku Rabbi, Hanya Engkau yang tahu apa yang hamba perlukan. Hamba menyerahkan segalanya ke dalam tanganMu."


Si Pemilik Toko terdiam.Si Ibu berterimakasih kepadanya, dan meninggalkan toko dengan belanjaan gratisnya. Si pelanggan baik hati bahkan memberikan selembar uang kepadanya. Si Pemilik Toko kemudian mencek dan menemukan bahwa timbangan yang dipakai tersebut ternyata rusak. Ternyata memang hanya ALLAH yang tahu bobot sebuah doa.

DOA ADALAH HADIAH TERBESAR DAN TERINDAH YANG KITA TERIMA.Tanpa biaya, tetapi penuh daya guna."