Tuesday, April 24, 2007

Semua Hanya karena Allah

Oleh: Zainuddin Tolehah

Tak ada satupun di dunia ini yang terjadi san berjalan kecuali hanya karena Allah semata. Semua berjalan karena kehendaknya. Artinya, setiap manusia hanya bisa merencanakan segala sesuatunya dengan berbagai upaya, usaha, ikhtiar, dan sebagai makhluk kita wajib menyertainya dengan doa, sementara urusan hasil hanya kepunyaan Allah.
Dalam salah satu hadits riwayat Tirmidzi, Rasulullah pernah berwasiat kepada Ibnu Abbas, yang ketika itu usianya masih belasan : "Ya ghulam, aku ajarkan engkau beberapa kalimat : Jagalah Allah, niscaya Dia akan menjagamu; Jagalah Allah, niscaya engkau akan mendapati-Nya bersamamu; Jika engkau meminta, mintalah pada Allah; Jika engkau minta tolong, minta tolonglah pada Allah. Ketahuilah, jika umat manusia bersatu untuk memberi manfaat padamu, mereka pasti tidak dapat melakukannya kecuali suatu manfaat itu telah Allah tetapkan untukmu. Jika mereka bersatu untuk mencelakakanmu dengan sesuatu, mereka tidak dapat melakukannya kecuali dengan sesuatu yang telah Allah tetapkan atasmu. Pena telah diangkat dan lembaran lembaran telah kering.?

Indah sekali untaian kalimat kalimat itu. Betapa segala sesuatunya memang terjadi atas kehendak Allah. Tidak ada yang luput dari padanya.

Jadi, betapapun gelombang dan badai menerpa dan menghantam kita, jangan takut, Allah akan selalu bersama kita. Dan apapun yang terjadi, itu memang sudah garisan takdir yang harus kita terima. Yang penting dan harus selalu kita sadari, kita jangan melenceng dari ketentuan Allah. Harus selalu di jalan ketaatan kepada Allah.

Dalam konteks tersebut dapat kita simpulkan, bahwa sejak kecil anak-anak harus diberikan pelajaran dan pemahaman betapa kita harus selalu tergantung pada dan emngingat Allah dan hanya Dia pulalah yang akan memberi bantuan dan pertolongan. Betapa kalau kita selalu taat pada jalan Allah, la pun sebaliknya akan memberikan jalan kemudahan dan kebaikan kepada kita.

Proses itu harus selatu berjalan terus menerus, tanpa henti sampai maut memisahkan kita, bahwa semua itu merupakan proses pembelajaran yang berkelanjutan. Selalu berusaha untuk memperbaiki di setiap kesempatan. Sebagai manusia, kita memang tidak pernah luput dari dosa dan kesalahan. Tetapi itu semua merupakan proses untuk memperbaiki diri, sehingga kita selalu diingatkan untuk bisa berubah ke arah yang lebih baik.

Dalam salah satu hadits riwayat Tabrani disebutkan, ?Jadikanlah anak anakmu hanya takut kepada Allah,? demikian sabda Rasulullah. Itu semua melengkapi pernyataan di atas. Bahwa sejak awal, sejak anak anak, kita harus mengenalkan Allah kepada anak anak kita dan hanya kepada-Nya lah kita takut dan berserah diri. Tetapi hanya kepada Dia pulalah kita beriman dan bertaqwa, tidak kepada selain Dia. Hanya kepada Allah kepada Allah kita meminta dan memohon pertolongan. Sesungguhnya tidak ada yang memberi dan meminta pertolongan selain hanya kepada Allah.

IKHLAS
Apabila, semua yang kita lakukan hanya semata mata karena Allah, itu merupakan salah satu tanda ikhlas.

Jadi pengertian ikhlas itu adalah kita melepaskan semua beban apapun juga semata mata dan tiada lain karena hanya untuk Allah.

Kalau sudah demikian, maka langkahpun menjadi mudah, beban menjadi ringan, jalan menjadi mulus, karena kita meniadakan prasangka jelek, menghilangkan kecurigaan, dan selalu positif thinking.

Pada titik ini baik dalam hubungan kita dengan sesame manusia maupun kepada Allah, tidak ada kecurigaan atau syak wasangka. Berpikir kitapun menjadi jernih, cara pandang kitapun tidak hanya pada salah satu sudut, tetapi semua sudut yang memungkinkan harus kita lihat dan perhatikan.

Pada akhirnya, dalam menilai sesuatu kita tidak bisa langsung menyalahkan atau memvonis bahwa hal itu salah, tetapi kita juga harus melihat dari sudut pandang lain kenapa hal itu terjadi, ada satu konklusi dan hubungan sebab akibat antara satu dengan yang lainnya. Kalau kita sudah bisa berpikir dan menilai sesuatu dari segala sudut pandang secara utuh, maka tentunya Insya Al?lah keputusan yang akan kita ambil tidak akan menyakitkan tetapi sebaliknya akan memberikan kesejukan kepada semua pihak.

SUJUD
Kata kunci dari semua itu adalah hilangkan kesombongan, mari kita bersujud kepada Allah. Sujud adalah simbol ketundukan, ketaatan, dan kepasrahan kita kepada Allah SWT. Sujud adalah refleksi dan tanda hancur leburnya semua benih kesombongan yang ada dalam diri kita di hadapan Al?lah SWT.

Sujud adalah tanda bahwa kita benar-?benar merasakan kelemahan dan mengakui kekerdilan di hadapan kekuatan dan kebesaran Allah. Karena dalam sujud kita meletakkan kepala, di atas tanah yang selalu kita injak. Karena saat sujud, kita menempelkan hidung di atas bumi yang selama ini ada di bawah. Sebab itulah, hamba hamba Allah yang kafir, hamba hamba Allah yang takabbur dan sombong, menolak sujud.

Maka, sujud dan mintalah kepada Al?lah, apa saja kebaikan yang kita inginkan. Karena, ketika sujud, kita berada di titik terakhir yang paling dekat dengan Allah SWT. Sebagaimana sabda Rasullullah, ?Posisi seorang hamba yang paling dekat dengan Tuhannya adalah ketika ia dalam posisi sujud.? (HR. Muslim)

Untuk itu marilah kita selalu berseujud sebagai wujud penyerahan hanya kepada Allah. Wallahualam Bisawab.*** (Zen)

No comments: